Makan Siang yang Panjang - Cerita Merantau di Bandung Part 2


Setelah WhatsApp itu, aku ke lift dari lantai 7 dan langsung mencet lantai 1. Di lantai 6, aku ketemu beberapa orang Bapak-bapak dan Teteh yang ngajakin aku makan siang. Beberapa detik kemudian, kami berdua sampai di lantai 1. Setelah itu langsung ke tempat parkir.

Tetehnya : "Re, kamu lupa parkir (di mana) ya?"
Aku : "Iya, Teh. Keliatan banget ya?"
Tetehnya : "Iyalah, udah feeling aku mah".
Aku : "Biasanya aku parkir sebelah sana (nunjuk arah), tapi kayanya tadi pagi aku parkir di sekitar sini".
Tetehnya : "Mana cik?" (cik = coba)
Aku : "Gatau teh" (sambil nyengir)
Aku masih sortir plat nomor, motor mana yang punyaku
Aku : "Oh ini Teh, ketemu"
Tetehnya jalan ke arah aku
Aku : "Bentar..." (aku nyengir)
Aku : "Ini kartu parkirnya mana ya?" (FYI, di tempat kerja aku tuh kalau mau keluar masuk bawa kendaraan harus pake kartu masuk yang plat nomornya udah diregistrasi-in di kartunya)
Tetehnya : "Ga ada, Re?"
Aku : "Iya gatau ini kemana ya. Biasanya di sini" (aku nyengir)
Aku : "Bentar, aku ke atas lagi ya Teh. Di meja aku gitu ya, atau jangan-jangan ilang. Tapi ga mungkin ilang sih".
Tetehnya : "Yaudah Re, aku tunggu di sini ya"
Aku : "Ya Teh, tunggu ya"

Dari parkiran di lantai 1, aku balik lagi ke lantai 7 naik lift.
Aku jalan cepet ke ruangan aku, nyari-nyari kartu parkir. Aku buka laci atas, laci bawah, buku-buku, sampe tiap resleting di tas aku. Si kartunya ketemu, ternyata ada di tas aku. Case Closed. 😂😂😂😂😂 Dalam hati aku bilang, "Hahahaha. Teledor banget sih, udah kayak 'silly is my middle name'. Wkwkwkwk"  (sambil nyengir 😂😂😂😂😂).
Setelah itu, aku ke lift dan turun dari lantai 7 ke lantai 1. Setelah sampai di lantai 1, langsung ke parkiran.

Di parkiran, aku liat Tetehnya lagi ngegelesor (ngegelesor = duduk di lantai tanpa alas) di teras deket parkiran.
Aku bergegas nyari motorku, lalu ngeluarin dari jajaran motor yang diparkir.
Aku : "Teh, Hayu"
Tetehnya : "Iya Hayu"
(Tetehnya naik ke motor)
Aku : "Ke mana ini Teh? Ica?"
Tetehnya : "Iya hayu ke Ica" (Ica adalah nama salah satu warung di Jl. Gelap Nyawang a.k.a. seberang gerbang belakang Masjid Salman)

Lalu jalanlah kami ke gerbang depan. FYI, ada beberapa gerbang di sini. Ada gerbang depan, gerbang belakang, dll. Sesampainya di gerbang depan, aku kasihin kartu parkirnya ke Tetehnya karena aku terlalu jauh dari mesin scannya. Setelah itu, kartu parkir punyaku di masukkin ke kantong Tetehnya. Jalanlah kami ke Jl. Gelap Nyawang.

Sesampainya di sana, ada tukang parkir yang ngarahin. "Neng, palih dieu, Neng". (artinya : Neng, di sini, Neng)
Aku : "Parkir sini aja gitu ya Teh?"
Tetehnya : "Iya boleh, sini aja yang udah aspal tempatnya"
Aku : "Iya Teh"
Lalu aku parkirin motor.

Kita berdua turun dari motor dan nyari warung Ica. Ternyata tempatnya sedikit jauh dari tempat kita parkir. Sekitar 6-7 warung dari parkiran. 😂😂😂😂😂
Dalam hati ku bilang, "My another silly thing, ya ampun". 😂😂😂😂😂

Setelah sampe ke warung Ica, kami berdua pesen makanan & minuman. Setelah 30 menit, Mba yang jaga warungnya bilang ke aku, "Neng, punten. Bisa keluar dulu ga? Ini ada yang mau duduk di sebelah sana". (FYI, itu tuh tempat duduknya pake kursi panjang kaya di warung-warung gitu. Dan ada Laki-laki yang kayanya usia 17thn mau duduk di sebelah aku alias dipojok deket tembok)
src : https://cahyomeubel.wordpress.com/2018/03/06/cahyo_meubel-17/
Macam ini deh kursinya, tapi yang difoto lebih bagus 👆
Trus aku bilang, "Oh iya sebentar Mba". Aku berdiri dan keluar dari bangku itu.
Pas aku udah keluar, ternyata si anak Laki-laki tadi bisa lewat belakangnya tanpa aku harus keluar.
Dalam hati ku bilang, "Silly thing part 3" 😂😂😂😂😂.

Ga terasa sudah pukul 13.02, kami berdua bergegas kembali ke kantor.
Sewaktu kami berdiri (mau pulang), hujan turun deras.
Dalam hati ku bilang, "Silly thing part 4" 😂😂😂😂😂

Kami nunggu ujan reda, tapi ujan semakin deres. "Silly thing part 5" 😂😂😂😂😂

10 menit kemudian, kami gelisah. Hujan masih deres.
Lalu kami berdua mutusin buat pesen Go-car.
Rencananya, Tetehnya naik Go-car dan aku naik motor pake jas hujan.

Trus aku cek-cek di aplikasi kan, aplikasinya bilang "Permintaan sedang banyak, tarif naik". (Intinya gitulah ya). Tapi ternyata tarifnya cuma Rp 5000. Si Tetehnya bilang, "Yaudah oke pake Go-car. Bentar aku aja yang pesen". Pas diliat di aplikasi yang ada di HP Tetehnya, harganya jadi Rp 19.000 😂😂😂😂😂. Kita berdua bingung, kok beda ya? 😂😂😂😂😂

Pas cek (lagi) di HP aku, ada notif "Permintaan sedang banyak, tarif naik". Di cek, tarifnya Rp 7000. Lebih mahal dari pengecekkan pertama, tapi lebih mahal dari yang ada di aplikasi Tetehnya, padahal set tempat jemput dan tujuannya sama 😂😂😂😂😂. Pesan Go-car akhirnya pake HP aku karena tarifnya lebih murah. Case Closed. 😂😂😂😂😂

Setelah nunggu kurang lebih 5 menit, mobilnya datang. Tetehnya naik ke mobil (Go-car). Aku langsung ke arah di mana motor aku parkir.

Setelah nemu motornya, aku ngambil jas hujan di bagasi. Bapak Jukir (Juru Parkir a.k.a. Kang Parkir) nanya, "Neng, mau keluar?"
"Iya Pak, bentar ini mau make jas ujan dulu ya", kataku.
"Oh iya Neng, mangga", kata Bapak Jukir. (mangga = silahkan)


Lalu setelah aku selesai pake jas hujan (atasan dan bawahan), dengan sigap Bapak Jukirnya ke arah motorku, aku kasihin kunci motorku ke beliau. Bapak Jukirnya pake atasan jas hujan & tangannya megang payung.

Bapak Jukir : "Neng, bisa minta tolong pegangin payungnya ga?"
Aku : "Iya Pak, bisa"
Trus aku megang gagang payungnya dan aku arahin payungnya ke beliau. Bapak Jukir ngeluarin motor aku dengan susah payah, padahal harusnya gampang banget sih. Entah karena beliau ga bisa markirin motor atau memang karena udah tua (usianya keliatan lebih dari 60tahun).
Aku : "Pak, udah Pak. Gitu aja posisi motornya gapapa"
Bapak Jukir : "Oh iya Neng. Maap nya Neng, teu kiat Bapa na". (Maaf ya Neng, ga kuat Bapaknya)
Aku : "Muhun Pak, wios. Nuhun Pak". (Iya Pak, gapapa. Makasih Pak) sambil ngasih uang 2rb-an.

Hujan masih deras, tapi jarak dari Gedung Kantor & Jl. Gelap Nyawang itu hanya kurang lebih 5-10 menit dengan situasi sepi lewat jalan kampus, tanpa ngelewatin jalan raya. Trus di Jl. Skanda, aku baru ngeuh kalo kartu parkirnya di bawa sama Tetehnya. Dalam hati ku bilang, "Silly thing part 6" 😂😂😂😂😂

Aku diem sebentar di Jl. Skanda itu.
Aku berpikir, "Wah, ini gimana ya aku masuknya? Lewat gerbang belakang gitu?".
Diriku yang lain ngejawab, "Coba dulu deh. Mudah-mudahan selamat".

Sesuai hasil berpikir selama 15 detik, aku gas kembali motorku dan menuju ke gerbang belakang.
Keadaan hujan deras, ga pake helm, dan lewat jalan utama. Nekat.
Bener-bener memacu adrenalin.
Memacu adrenalin yang lebih mirip minta mati lebih cepet 😂😂😂😂😂

Entah apa yang ada dipikiran aku, aku tiba-tiba udah sampe di depan Taman Sari food festival.
Dan hujannya tiba-tiba reda 😂😂😂😂😂
Padahal cuma berjarak sekitar 500 meter dari gerbang, deket banget 😂😂😂😂😂
Hhhhhhhh, dalam hati ku bilang, "Silly thing part 7" 😂😂😂😂😂 

Aku ngerasa HP di saku celana aku geter-geter, ku pikir ada telepon urgent karena berkali-kali sejak aku di Jl. Skanda geternya.
Trus aku menepi, ngecek hp. Ternyata iya, ada telepon. Telepon dari Teteh yang tadi makan bareng aku 😂😂😂😂😂
Beliau ternyata ngeuh kalo kartu parkirku kebawa 😂😂😂😂😂



Beberapa detik kemudian, aku gas lagi dan bergegas masuk ke gerbang.
Aku pake tiket, macam tiket di mall itu loh. Pake kertas yang keluar dari mesin, yang mesinnya bilang, "Selamat datang, silahkan tap kartu anda". 
Kalo di mall si mesin dialognya begini, "Selamat datang, silahkan ambil tiket anda". 
Sampe hafal dialog mesin coba akutuuuuh 😂😂😂😂😂

Trus si kertas alias tiket parkirnya aku ambil dari mulut mesinnya.
Si tiket kertas itu basah karena tangan aku basah 😂😂😂😂😂
Lalu aku taruh di tiket kertas itu di dashboard motor, bareng sama hp. (Selama ini naroh apa pun di sini selalu kering meskipun hujan gede sepanjang Indramayu - Bandung atau Bandung - Indramayu)
Dan aku bergegas menuju parkiran gedung kantorku.

Aku udah parkir dan lagi buka jas hujan di teras gedung itu. Gak lupa bawa HP dan tiket parkir yang kertas itu dari dasboard.
Lalu aku naik ke lift, bergegas ke lantai 7 dan jemur jas hujan basahku di tangga darurat.
Setelah itu, aku cek HP dan tiket parkir tadi.
Ku lihat mereka menyatu, si tiket parkirnya nempel di LCD HP. Pas aku tarik, si tintanya nempel, banyak kebawa ke LCD HP 😂😂😂😂😂
Ini gimana coba kalo nanti sore pas aku keluar, trus tiketnya ga kebaca gara-gara barcode tintanya ga utuh a.k.a. botak ? 😂😂😂😂😂
Walah, Silly is (really) my middle name ! 😂😂😂😂😂

Setelah itu, aku langsung ke lantai 6 dan ke ruangan Teteh, buat ambil kartu parkirku.
Aku ditanyai beberapa orang, "Kenapa basah kuyup bajunya?", "Makan di mana tadi emang? Jauh?", "Abis ngapain?".
Tapi aku cuma bisa ketawa karena memang merasa makan siang hari ini panjang banget. 😂😂😂😂😂
Aku ga bisa ngomong apa-apa lagi, selain ketawa.
Dalam hati ku bilang, "Aku mau cerita tapi aku malu karena hidupku sepertinya selalu berurusan sama hal-hal konyol macam ini". 😂😂😂😂😂
Tetehnya cerita sedikit dan aku akhirnya ikut ngomong meskipun patah-patah. 😂😂😂😂😂

Aku bergegas kembali ke ruanganku setelah itu.

Oh iya BTW, aku nulis ini karena ya iseng aja sebenernya. Hal-hal konyol dan lucu kaya gini tuh perlu banget ditulis. Nanti suatu saat kalo lagi sedih, pengen ketawa tapi ngerasa ga bisa, tulisan-tulisan ini tuh bisa banget buat di baca lagi. And its work buat bikin ketawa, menurutku sih 😂

Comments

Popular posts from this blog

Islamic Corner : Sehat Bersama Ustadz Dhanu (Ustad Danu)

(Film) Review Suka-suka Peninsula a.k.a. Train to Busan 2 (2020) : Uji Nyali di Sarang Zombie

Nonton dan Download Running Man Episode 1 - 10 Sub Indo